Selasa, 16 Oktober 2012

“Implementasi Pada Substansi Etika Pemasaran”


“Implementasi Pada Substansi Etika Pemasaran”
A.    Pengertian Implementasi Pemasaran
Implementasi merupakan salah satu bagian dari proses dalam mengelolah usaha pemasaran yang dilakukan setelah kegiatan analisis dan perencanaan. Implementasi pemasaran merupakan proses yang mengubah rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran dalam rangka mencapai tujuan pemasaran yang strategik.

B.     Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut adalah : Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
 Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).
Manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran bia juga diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996).
C.    Pengertian Manajemen Pemasaran
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan :
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.
Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha. Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanan merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang ke depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran.


D.    Konsep  Etika Pemasaran
Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efi menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang labih baik.
Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konseop pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitive dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan social bagi kelangsungan hisup perusahaan (Swasta, 1996).
Dari definisi tersebut, perusahaan memiliki konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan agar mendapat laba dalam jangka panjang. Organisasi perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran ini disebut organisasi pemasaran.
Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Kotler, 1997). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.
Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin maju sejalan dengan majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya pada pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada masyarakat atau manusia. Konsep yang demikianlah yang disebut dengan konsep pemasaran masyarakat (Swasta, 1996).
Selanjutnya akan dibahas tiga factor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran (Swasta, 1996) :
a.       Orientasi konsumen
Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini, maka :
1.      Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
2.      Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
3.      Menentukan produk dan program pemasarannya.
4.      Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
5.      Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model
b.      Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan antara perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi masalah koordinasi dan integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan bagian dalam perusahaan turut serta dalam suatu upaya yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
c.       Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau laba. Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang mempunyai tujuan lain disamping laba. Dengan menggunakan konsep pemasaran ini, hubungan antara perusahaan dan konsumen akan dapat diperbaiki yang pada akhirnya akan menguntungkan bagi perusahaan.
E.     Pengertian Segmentasi Pasar
Pasar terdiri atas pembeli dan pembeli berbeda dalam banyak hal. Pasar dapat dibedakan atau disegmentasikan dalam berbagai cara. Pasar bisa diartikan sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Adapun istilah segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai berikut :
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Swasta, 1996).
Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Falsafah ini menunjukan usaha untuk meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu perusahaan. Segmen pasar ini dapat dibentuk dengan banyak cara. Dengan mengacu pada demografi atau gaya hidup, segmentasi pasar dapat dilakukan. Ada beberapa pola berbeda yang akan muncul dalam melakukan segmenatasi pasar ini, yaitu : preferesi homogen, preferensi yang tersebar dan preferensi terkelompok (Kotler, 1997).
Dengan menyatukan program pemasaran yang ditujukan kepada segmen-segmen pasar yang dituju, manajemen dapat melaksanakan pemasaran dengan lebih baik dan dapat menggunakan sumberdaya pemasaran secara efisien. Segmentasi pasar dapat membantu manajemen dalam hal menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan, merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar, menentukan cara-cara promosi yang paling efektif, memilih media advertensi, dan mengatur waktu yang sebaik-baiknya.
Dalam melakukan segmentasi pasar ini juga perlu suatu alasan yang cukup baik, misalnya, adanya pasar yang bersifat dinamis dan adanya pasar untuk suatu produk tertentu. Akan tetapi tidak semua segmentasi pasar yang dilakukan efektif. Dengan demikian perlu suatu upaya agar segmentasi pasar yang dilakukan itu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa hal yang mungkin perlu untuk diperhatikan dalam melakukan segmentasi, diantaranya : dapat diukur, dalam jumlah besar, dapat diakses dengan mudah, bisa dibedakan serta dapat diambil tindakan.
Perusahaan yang mengidentifikasi segmen pasarnya harus bisa mengevaluasi berbagai segmen dan memutuskan berapa banyak segmen yang akan dimasuki.  Ada dua factor penting yang mesti diperhatikan dalam melakukan evaluasi segmen pasar, yaitu  daya tarik segmen secara keseluruhan dan sumberdaya perusahaan (Kotler, 1997). Setelah evaluasi dilakukan, perusahaan kemudian mengambil keputusan seberapa banyak segmen yang akan dilayani. Pada tahap evaluasi, ada berapa hal tambahan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih segmen yaitu pilihan etika atas pasar sasaran, interelasi dan segmen-super, rencana serangan segmen per segmen dan kerjasama antarsegmen.
F.     Tantangan Pada Etika Pemasaran
Masyarakat dan konsumen saat sekarang, terlebih lagi pada masa depan, akan peduli terhadap kualitas dan mulai memperhatikan sisi moralitas dan tanggung jawab sosial perusahaan. Termasuk dalam konteks ini adalah tingkat moralitas dari setiap keputusan pemasaran dan dampaknya bagi stake holder secara keseluruhan. Hal ini semakin dipertajam dengan adanya berbagai pendapat miring yang berkaitan dengan pemasaran, seperti rekayasa produk, penyalahgunaan label dan iklan, serta predatory pricing. Dalam situasi dimana persaingan menjadi lebih ketat dan reputasi perusahaan menjadi modal penting, maka mau tidak mau setiap kebijakan dan keputusan haruslah didasarkan pada kode etik yang berlaku dan ditetapkan oleh perusahaan maupun asosiasi profesional. Kode etik utama yang harus diperhatikan oleh para pemasar adalah; kejujuran dan keadilan dalam proses pemasaran, kode etik dalam bidang promosi, kebijakan harga dan distribusi, kode etik dalam riset pemasaran dan komitmen dalam memajukan peradaban manusia.
Tantangan pemasaran abad 21 seperti disebut diatas merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pemasar apabila ingin memenangkan persaingan. Pemasar sejak dini harus mampu mengantisipasi perubahan substansial dari pemasaran ini. Antisipasinya tidak terlalu sulit. Hanya dibutuhkan dua cara; mengoptimalkan kecerdasan dan bersahabat dengan perubahan.

Implementasi Pada Substansi Etika Pemasaran
G.    Pengertian Implementasi Pemasaran
Implementasi merupakan salah satu bagian dari proses dalam mengelola usaha pemasaran yang dilakukan setelah kegiatan analisis dan perencanaan. Implementasi pemasaran merupakan proses yang mengubah rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran dalam rangka mencapai tujuan pemasaran yang strategik.
H.    Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
I.       Pengertian Manajemen Pemasaran
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan :
J.      Konsep  Etika Pemasaran
      Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konseop pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitive dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan social bagi kelangsungan hisup perusahaan (Swasta, 1996).
Selanjutnya akan dibahas tiga factor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran (Swasta, 1996) :
d.      Orientasi konsumen
e.       Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
f.       Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
K.    Pengertian Segmentasi Pasar
            Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Swasta, 1996).







Kamis, 27 September 2012

KEADAAN KU



Kehidupan ini bagi ku aneh ya, selalu ingin lebih dari orang lain, kadang ku berfikir mau dibawa kemana kehidupan ini ? aku yakin pertanyaan ini akan pasti ada dibenak benak hati manusia yang paling dalam. Sedikit ku akan menganalisis tentang masalah yang ada dibenak-benak ku, kucatat diblog ku ini (Husna-Syakur.blogspot.com) karena kuanggap blog ku ini sebagai curahan hatiku yang selulu bersedia untuk ku.
Jati diri ku ini yang ingin selalu sukses dalam segala cita-cita ku seakan-akan menjadi keharusanku, ingin membuat orang rumah mama, ayah, adek-adekku bahagia  dengan apa yang telah kuperbuat, dan ingin menjadikan diri ini berguna, bermamfaat bagi bagi orang ini.
Kucoba berkerja keras dengan sekuat usahaku karena ku lemah beda dengan orang lain yang sangat kuat, sehingga membuatku mender, tapi hati ini gx ada puas-puas nya selalu ingin tampil lebih dari orang lain mungkin dikarenakan saya normal seperti orang-orang yang lain.
Asmara , kwkwkwkw… hehehe jadi malu neeeh,, asmara belum ada yang cocok didalam hati ku,  menyakiti seseorang mungkin pernah dikarenakan kebodohannku, disakiti pun juga pernah mungkin itu karma bagi hidupku, tapi gx apa-apa laah pasrah kepada Allah mgkin untuk sementari ini belum ada yang cocok , siapa tau nanti datang dengan sendirinya pas saya selesai kuliah, AMIN ALLAHUMMA AMIN..
Bagi ku rasa cinta itu sulit bangeeet untu dihialangkan dari hati,, sekali cinta berkata maka segalanya akan nerubah. Hati bisa memilih siapa yang harus dicintai meski logika menyakatan tidak mungkin mencintai org yang kita cintai, karena emang logika gx punya rasa,, tapi hati yang mempunyai rasa itu……..…………………….!!!!
Perasaan,, sampai saat ini aq tetep mencintai nya walaupun dia jauh dari pandangan mata tapi mata hati ku seakan-akan selalu memperhatikannya,,  diri ini emaang gx pantes bangeet tuk dicintai dia, tapi dengan rasa penuh percaya diri semuga dia yang jauh disana merasankan apa yang telah kurasakan….
Kuliah , dari dulu saya emang pengeen tau dunia kampus,, sekarang ini udah saya jalani ternyata dunia kampus itu asyik bangeet ya,  kita lebih berfikir profesional, bijaksana, dan bisa mengetahui tentang keadaan yang sebenarnya ( lebih luas) dinegara kita, segi budaya, ekonomi, politik dll… masa – masa kuliah bagiku membuatq lebih dewasa . . . lebih bsa membuatq berfikir yang lebih dewasa.. dulu yang kekanak2 kan skrg udah bisa merubah semuanya walaupun tak begitu sempurna…
Ini laaah keadaanq,,,  semuanya butuh keproses………. Waktu dan keadaan yang membuatmku berubah….. masalah yang membuatku lebih berfikir dewasa..

“Hidup ku, Aku Lalu Tampa Dia”



Tuhan berikan lah aku cinta, supaya aku bisa mencintai nya,, karena aku tak ingin menyakiti diri ku sindri. Diri mu mengakui kalau perasaan ku ini salah jika terus – terus’’an  mencintai mantan kekasih yaang emang nyata-nyata nya dia tidak mencintai diri ku… Tuhan Aku sangat mencintai mantan kekasih ku, aq sangat merindukannya, aku sengat mendampakannya, tpi entah dengan dia. .?
Tuhan, aku ingin sekali menghapus perasa’an ini, tpi gx bza-bisa, semakin aq m’cba melupakan dia dan membuka hati ini utuk orang lain rsa’ya gx bsa bangeeet,,, yang ada hanya rasa kangen yang berkepanjangan, wlaupun hampir tiga tahun rasanya tdak terasa., sampai detik ini pun aq msh m’cntai nya…. Tuhan ada apa dengn diri ku ??? apaakah ini yang dinmakan cinta  sejati ??? ataukah ini adalah suatu ujian aq?? Ataukah ini suatu karma ????
Cinta ku ini sangat menyiksa diri ku,, diriq telalu luluh kepada dia,, sehingga dia mudah mempermainkan dri ku,…
Diriku disini ibaratkan daun kering yang jatuh dari tangkainya menunggu  turunya hujan datang,..disaat  itulah perasaan ini menanti blasan cinta dari nya, sekalipun walau diri ini tau  dia tidak  mencintai dri ku sediikit pun, rsanya perasa’an ini tidak perduli, karena terlalu indah rasa ini untuk dia. Dia adalah hati ku, dia adalah motivator hdup ku,  dia adalah belahan hdup ku, aku akan mencintai dia sampai mati..
Rasanya aku tak berdaya, , , hdup ku aku lalui tampa dia.



                                                                   BY; Serpihan Hati Mu.






Minggu, 03 Juni 2012

Makna Islam

Makna Islam
Banyak sekali orang tidak tau dan tidak faham  tentang arti islam itu sendiri, ketidak fahaman dan ketidak tahuan orang  tersebut  membuatnya banyak beranggapan  bahwa islam hanya sebatas agama transendetal (mengatur hubungan manusia dengan Tuhan).
Dari segi bahasa, kata “islam” berasal dari kata “aslama,yuslimu,islaman” yang artinya tunduk dan patuh”, ini udah menjadi istilah khusus dalam  khazanah kosa kata dasar islam (basic vocabulary of islam).  Jadi, orang yang tunduk  dan patuh terhadap kepala  negara tersebut, secara bahasa bisa dikatakan “aslama li-rais ad-daulah”. Inilah makna dari generik atau makna dari kata islam. Secara terminologi makna islam yang telah digambarkan oleh nabi Muhammad SAW dalam sabda beliau :
Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke baitullah  jika engkau berkemampuan melaksanakanny.”(HR.Muslim).
Oleh karena itu Agama islam artinya agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir dan penutup dari para nabi. Sebagaiman firman Allah SWT dalam al-Qur’an yang artinya “pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmatku, dan telah kuridhai islam itu menjadi agama bagimu” (Q.S al-Maidah : 3 ).
Nama islam bukanlah nama yang lahir berdasarkan nama tokoh pendirinya atau pembawanya seperti; Agama Budha, karena tokoh yang mendirikan adalah Budha Gaufama; Agama  Masehi atau Kristen, karena tokoh yang mendirikannya  adalah  Nabi Isa atau Yesus  yang bergelar al-Masih atau kristus; Comfusianisme yang dibawa Confucius/Konghucu. Nama islam juga bukan berdasarkan nama tempat seperti Agama Hindu, karena muncul di India, Hindia atau Hindustan, yakni lembah atau seberang sungai Indus, juga bukan berdasarkan kebangsaan, kesukuan, atau dinasti seperti Agama Yahudi, karena tumbuh dikalangan Bangsa, Suku atau Dinasti Yahuda atau Yuda, dan juga buka dibuat berdasarkan nama tempat kelahiran tokoh yang mendirikan, seperti Agama Nasrani, yang berdasarkan tempat kelahiran Nabi Isa, yaitu Nazareth di palestina.
Dasar-Dasar Ajaran Islam
*      Aqidah
Kedudukan akidah dalam ajaran islam sangat penting, islam tidak dapat ditegakan dengan adanya aqidah, aqidah berasal dari bahasa arab “aqad” yang berarti “ikatan”, menurut ahli bahasa aqidah adalah perjanjian yang teguh dan kuat berpatri dan tertanam di dalam lubuk hati yang paling dalam, jadi aqidah ini bagaikan ikatan perjanjian yang sangat kokoh yang tertanam dalam hati sanubari manusia.
Substansi dari aqidah adalah iman. “Iman adalah mengenal (mengetahui) dengan hati, mengatakan dengan lisan, serta mengerjakan dengan anggota tubuh”, (HR.Ibnu Majah). keimanan, yang telah terangkum dalam Rukun Iman agama Islam, yaitu:
1.      Iman kepada Allah AWT.
2.      Iman kepada Malaikat.
3.      Iman kepada kitab-kitab otentik yang diturunkan Allah kepda Rosul”Nya, yaitu Kitab Zabur, Taurat, Injil (Sebelum Kitab tersebut diUbah QS 2:75) dan al-Qur’an.
4.      Iman kepda para nabi dan Rosul.
5.      Iman kepada hari akhir (Qiamat).
6.      Iman kepada qadha’ dan qadar.

*      Syari’ah
Kosa kata syari’ah dalam bahasa arab memiliki arti jalan yang ditempuh atau garis yang seharusnya dilalui , dari sisi terminology syari’ah  bermakna pokok-pokok aturan hokum yang digariskan Allah SWT untuk dipatuhi dan di lalui oleh seorang muslim  dalam menjalani segala aktivitas kehidupannya  (Ibadah) di Dunia.
Ketentuan syari’ah bersifat komprehensif  dan universal, komprehensif berarti mencakup seluruh aspek kehidupan manusia  dengan Allah SWT,. Didalamnya meliputi ibadah Mahdhah (mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT sperti ibadah sholat, puasa,haji dll)  dan ibadah muamalah (mengatur hubungan manusia dengan manusia dan mahluk atau ciptaan Allah SWT misalnya alam dll). Universal bermakna dapat diterapkan bagi semua manusia dalam setiap waktu dan keadaan. Sifat universal jelasnya dapat dilihat dalam aturan mengenai muamalah.
*      Akhlak
Akhlak sering disebut sebagai ihsan (dari bahasa arab “Hasan” artinya “Baik”) definisi ihsan menurut nabi Muhammad SAW : “Ihsan adalah engkau beribadah kepada tuhanmu seolah-olah engkau melihat-Nya sendiri, walaupun engkau tidak melihat-Nya, maka ia melihatmu”.(HR.Muslim). melalui ihsan, seseorang akan selalu merasa bahwa dirinya dilihat oleh Allah SWT yang mengetahui, melihat,  mendengar, dll.
Akhlah dalam islam mengatur hubungan manusia dengan Allah, Rosul, sesame manusia, serta pada dirinya sendiri.
Tuntutan untuk akhlak kepada Allah dan Rosul (QS 3: 31-32).
Katakanlah : jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosamu, Allah maha pengampun lagi maha penyayang”.
katakanlah: taatilah Allah dan Rosul-Nya, jika kamu berpaling , makan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat zalim”.
Tuntutan akhlak kepada dirinya sendiri (QS 2:44)
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berfikir”.
Tuntutan akhlak kepada sesame manusia (QS.2:83) dan (QS.31:17-19)
Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah orang mengerjakan yang baik, dan cegahlah dari perbuatan yang mugkar dan bersabarlah terhadapat apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan”.
Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia, dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan dirinya”.
Tuntunan ahklak terhadap alam (QS.2:30) (QS.59:21) dan (QS.10:23).
Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, maka mereka berbuat kedzaliman dibumi tampa  (alasan) yang benar. Wahai manusia ! Sesungguhnya kedzalaimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri, itu hanya kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada kami-lah kembalimu kelak akan kabarkan kepadamu apa yang telah kamu perbuat”.









By:Husna Alfiani





KONSUMSI DAN PRILAKU DALAM KONTEK ISLAM





KONSUMSI DAN PRILAKU DALAM KONTEK ISLAM

A.     Definisi Konsumsi dan Prilaku Konsumsi
Dalam pengertian sehari-hari, manusia merupakan bagian dari anggota masyarakat memiliki upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Drahan Bannoch dalam bukunya “Economics” memberi pengertian tentang konsumsi yaitu merupakan pengetahuan total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (dalam setahun) pengeluaran.
Selain itu juga konsumsi diartikan sebagai penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi.Perilaku konsumen adalah kecenderungan konsumen dalam melakukan konsumsi, untukmemaksimalkan kepuasanya.
Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Dalam hal mengkonsumsi sesuatu konsumen (sebutan untuk orang yang mengkonsumsi) perlu diperhatikan hal-hal berikut:
v     Konsumen (individual) adalah rasional dalam memutuskan pilihan konsumsinya.
v     Konsumen mempunyai banyak pilihan/alternative konsumsi
v     Konsumen mempunyai pilihan (preferensi) sendiri atau free choice.


B.     Prinsip Dasar Konsumsi Islami
Dalam ajaran Islam, anugrah-anugrah Allah itu semua milik manusia dan suasana yang menyebabkan sebagian diantara anugrah-anugrah itu berada ditangan orang-orang tertentu tidak berarti bahwa mereka dapat memanfaatkan anugrah-anugrah itu untuk mereka sendiri, sedangkan orang lain tidak memiliki bagianya sehingga banyak diantara anugrah-anugrah yang diberikan Allah kepada umat manusia itu masih berhak mereka miliki walaupun mereka tidak memperolehnya.
Dalam Al-Qur’an Allah SWT mengutuk dan membatalkan argumen yang dikemukakan oleh orang kaya yang kikir karena ketidak sediaan mereka memberikan bagian atau miliknya itu.Allah berfirman :
Artinya :
“Bila dikatakan kepada mereka, belanjakanlah sebagian rizki Allah yang diberikanNya kepada mu, orang-orang kafir itu berkata “apakah kami harus memberi makan orang-orang yang jika Allah menghendaki akan diberiNya  makan?” sebenarnya kamu benar-benar tersesat.”(Q.S.Yasiin:47)

1.            Kebutuhan dan Keinginan
                   Teori konsumsi lahir karena adanya teori permintaan akan barang dan jasa. Sedangkan permintaan akan barang dan jasa timbul karena adanya keinginan (want) dan kebutuhan (need) oleh konsumen riil maupun konsumen potensial. Dalam ekonomi konvensial motor penggerak kegiatan konsumsi adalah adanya keinginan.
Dalam Islamkeinginan identik dengan sesuatu yang bersumber dari nafsu. Sedangkan nafsu manusia mempunyai dua kecenderungan yang saling bertentangan, kecenderungan yang baik dan kecenderungan yang tidak baik. Oleh karena itu teori permintaan dalam ekonomi Islam didasar atas adanya kebutuhan .
Harus dibedakan secara tegas antara keinginan dan kebutuhan ini. Kebtuhan lahir dari suatu pemikiran atau identifikasi secara objektif atas berbagai sarana yang diperlukan untuk mendapatkan suatu manfaat bagi kehidupan. Kebutuhan dituntun oleh rasionalitas normative dan positif, yaitu rasionalitas ajaran Islam, sehingga bersifat terbatas dan terukur dalam kuantitas dan kualitasnya.Jadi, seorang muslim berkonsumsi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya sehingga memperoleh kemanfaatan yang setinggi-tingginya bagi kehidupannya.
Kebutuhan dasar manusia terbagi menjadi lima kebutuhan dasar/pokok.Kelima kebutuhan ini semuanya penting untuk mendukung suatu perilaku kehidupan yang Islami, karenya harus diupayakan untuk dipenuhi, yaitu :
a.         Kebenaran
b.        Kehidupan
c.         Harta material
d.        Ilmu pengetahuan
e.         Kelangsungan keturunan

2.            Kewajaran
Dalam hidup ini Islam mengambil jalan tengah antara materialism dan kesuhudan, terlalu bersifat menjahui benda-benda yang dihalalkan juga dilarang oleh Allah, seperti ditetapkan dalam surat Al-Maidah ayat 87
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah engkau melampaui batas”.
Dalam ayat ini sangatlah jelas disebutkan, manusia dilarang untuk menjahui hal-hal yang dihalalkan. Tetapi juga dilarang melakukan tindakan yang berlebihan dalam berkonsumsi, karena kebaikan itu berada diantara kedua hal itu.

3.            Pemborosan Harta Benda
Mengenai pandangan pentingnya kekayaan, Islam sangat memberikan penekanan tentang cara membelanjakan harta, dalam Islam sangat dianjurkan untuk menjaga harta dengan hati-hati termasuk menjaga nafsu supaya tidak terlalu berlebihan dalam menggunakan seperti dijelaskan dalam surat An-Nisa’ ayat 5:
Artinya:      
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanMu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan”.

4.            Makanan Terlarang
Dalam perilaku konsumsiIslam sangat dilarang untuk memakan barang-barang yang telah diharamkan oleh Allah. Pada hakekatnya makanan-makanan yang dilarang ole Allah akan menimbulkan efek yang tidak baik untuk tubbuh diantaranya adalah:
·        Bangkai
·        Darah
·        Daging babi
·        Khamar, dsb.



C.     Prilaku Konsumsi masyarakat Muslim
            Perilaku konsumen (consumer behavior) mempelajari bagaimana manusia memilih di antara berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumberdaya (resources) yang dimilikinya.
Teori perilaku konsumen muslim yang dibangun berdasarkan syariah Islam, memiliki perbedaan yang mendasar dengan teori konvensional. Perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang menjadi fondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan dan alokasi anggaran untuk berkonsumsi.
Ada tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat muslim :
1.      Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk akhirat daripada dunia. Mengutamakan konsumsi untuk ibadah daripada konsumsi duniawi. Konsumsi untuk ibadah merupakan future consumption (karena terdapat balasan surga di akherat), sedangkan konsumsi duniawi adalah present consumption.
2.      Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama Islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai. Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan kepada Allah merupakan kunci moralitas Islam. Kebajikan dan kebenaran dapat dicapai dengan prilaku yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dan menjauhkan diri dari kejahatan.
3.      Kedudukan harta merupakan anugrah Allah dan bukan sesuatu yang dengan sendirinya bersifat buruk (sehingga harus dijauhi secara berlebihan). Harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika diusahakan dan dimanfaatkan dengan benar(Q.S.Al-Baqarah: 265).
Berbeda dengan konsumen konvensional. Seorang muslim dalam penggunaan penghasilanya memiliki 2 sisi, yaitu pertama untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya dan sebagianya lagi untuk dibelanjakan di jalan Allah.
Ø      Model Keseimbangan Konsumsi Islam
Keseimbangan konsumsi dalam ekonomi islam didasarkan pada prinsip keadilan distribusi. Dalam ekonomi Islam. Kepuasan konsumsi seorang Muslim bergantung pada nilai-nilai agama yang diterapkan pada rutinitas kegiatanya, tercermin pada alokasi uang yang dibelanjakanya.
Ø      Batasan Konsumsi dalam Syari’ah
Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual.
Batasan konsumsi dalam Islam tidak hanya memperhatikan aspek halal-haram saja tetapi termasuk pula yang diperhatikan adalah yang baik, cocok, bersih, tidak menjijikan.
Begitu pula batasan konsumsi dalam syari’ah tidak hanya berlaku pada makanan dan minuman saja. Tetapi juga mencakup jenis-jenis komoditi lainya. Pelarangan atau pengharaman konsumsi untuk suatu komoditi bukan tanpa sebab.Pengharaman untuk komoditi karena zatnya karena antara lain memiliki kaitan langsung dalam membahayakan moral dan spiritual.
Ø      Konsumsi Social
Konsumsi dalam Islam tidak hanya untuk materi saja tetapi juga termasuk konsumsi social yang terbentuk dalam zakat dan sedekah. Dalam Al-Qur’an dan Hadits disebutkan bahwa pengeluaran zakat sedekah mendapat kedudukan penting dalam Islam. Sebab hal ini dapat memperkuat sendi-sendi social masyarakat.


 .Daftar Refrensi
Eko, Dwi Waluyo. (2007). “Ekonomika Makro”.  UMM-Press : Malang.

Rosyidi, Suherman. (2006). “Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro”. P.T. Raja Grafindo Persada: Jakarta.























Teory Dasar Tingkat Suku Bunga



Teory Dasar Tingkat Bunga
A.     Pengertian Tingkat Bunga
Adapun pengertian suku bunga (interest rate) (dalam Samuelson dan Nordaus, 1992)
a.       Interest adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
b.      Interest rate adalah jumlah interest yang dibayarkan per unit waktu atau orang harus membaya untuk kesempatan meminjam uang.
c.        Karakteristik pinjaman dari tingkat suku bunga yang berbeda dapat dilihat dari:
1.      Term or maturity Merupakan jangka waktu atau jatuh tempo, dimana mereka harus membayarnya.
2.      Risk adalah Beberapa pinjaman pada umumnya tidak beresiko, sementara yang lain mengandung tingkat inflasi spekulasi yang tinggi.
3.       Liquidity adalah Aktiva dikatakan likuid apabila dapat diubah dalam bentuk tunai (cash) secara cepat dan dengan kerugian nilai yang sedikit pula.
4.      Administrative costs adalah Biaya administrasi yang dibebankan pada para peminjam atas kelalaian dan urusan administrasi.[1]
Pengertian teori tingkat suku bunga menurut para pakar pada zaman dahulu:
1.      Keyness adalah harga yang di keluarkan debitur untuk mendorong seorang kreditur memindahkan sumber daya langka (uang) mereka, akan tetapi, uang yang dikeluarkan debitur mempunyai kemungkinan adanya kerugian berupa risiko tidak diterimanya tingkat bunga tertentu.
Di dalam teori ini terdapat dua macam investasi yang dikembangkan, yaitu uang dan obligasi. Uang merupakan kekayaan yang paling likuid karena uang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap saat. Sedangkan obligasi tidak dapat untuk membeli sesuatu kecuali kalau diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk uang tunai. Keyness mengatakan bahwa, permintaan terhadap uang merupakan tindakan rasional, meningkatnya permintaan uang akan menaikkan tingkat suku bunga.
2.      Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
3.      Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
4.      Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 471) suku bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.
5.      Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 : 99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku bunga nominal dengan laju inflasi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998) suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
6.       Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah : jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.[2]

B.     Tipe Suku bunga
Ada 2 tipe suku bunga, yaitu :
1.      Real interest rate
Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal interest rate dikurangi dengan tingkat inflasi.
Real rate = Nominal rate – Rate of inflation
2.        Nominal interest rate.
Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran dimana mereka memberikan tingkat pengembalian untuk setiap investasi yang dilakukan.
C.     Pengukur Tingkat Bunga
Instrumen pasar utang dibagi menjadi empat jenis yaitu, pinjaman sederhana, pinjaman dengan pembayaran tetap, obligasi kupon dan obligasi tampa kupon atau obligasi diskonto. Keempat instrumen pasar utang ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat bunga. Ingkat bunga pasar utang berbeda dengan tingkat bunga bank sentral karena tingkat bunga bank sentral merupakan salah satu instrumen kebijakan ekonomi moniter, tetapi tigkat bunga bank sentral terintegrasi dengan tingkat bunga pasar utang.
1.      Pinjaman sederhana
Adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar kembali pada waktu jatuh tempo ditambah bunga pinjaman. Dari pinjaman sederhana tingkat bunga dihitung adalah sebagai berikut:
Misalkan bank membuat pinjaman sederhana terhadapt pelanggan atau debitur bank dengan senilai Rp.100 juta dengan waktu jatuh tempo 1thn. Debitur atau pelanggan bank tersebut membayar kembali pinjaman  ditambah bunga sebesar Rp 110 juta sesudah 1thn, berdasarkan persamaan tingkat bunga dari pinjaman tersebut adalah 10% pertahun.
2.      Pinjaman bayaran tetap
Adalah sejumlah pinjaman debitur yang dibayar setiap periode ditambah bunga pinjaman dengan jumlah tetap, biasanya perbulan. Masalah dalam pinjaman pembayaran tetap adalah menentukan pembayaran tetap awal tahun .
3.      Obligasi kupon
Adalah penerbit atau penjual obligasi membayar bunga tetap  (coupon payment) kepada pemegang obligasi setiap tahun dan nilai nominal pada waktu jatuh tempo.
4.      Obligasi  diskonto atau tampa kupon
Adalah obligasi tampa kupon yang dibeli dibaawah harga nominal dan dibayar lagi sebesar nilai nominal sesudah jatuh tempo. [3]
D.    Strukur Risiko Tingkat Bunga
Tingkat bunga berbeda pada katagori obligasi yang berbeda dari satu priode kepriode berikutnya. Ada tiga faktor yang mempengaruhi Fenomina Fluktuasi yaitu:
1.      Resiko kegagalan
Adalah kemungkinan obligasi gagal jual karena ketidak sanggupan penerbit obligasi membayar bunga atau  pembayaran nilai nominal obligasi pada saat jatuh tempo. Obligasi yang tidak memiliki kegagalan disebut dengan obligasi bebas resiko kegagalan, yaitu obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah merupakan obligasi bebas resiko karena pemerintah dapat menigkatkan pajak atau menerbitkan obligasi baru untuk membayar obligasi jatuh tempo bilamana keuangan pemerintah mengalami defisit perbedaan antara tingkat bunga obligasi resiko dengan obligasi bebas resiko disebut premi risiko. Jika obligasi identik, waktu jatuh tempo sama, maka pengaruh resiko kegagalan terhadapt tingkat bunga terjadi melalui proses mekanisme harga obligasi.
2.      Likuiditas
Penurunan likuiditas obligasi perusahaan karena sulit diperdagangkan dan biaya penjualan naik mengakibatkan penurunan permintaan. Harga obligasi turun dan tingkat bunga obligasi naik. Pada saat yang sama permintaan obligasi pemerintah naik, akibatnya harga obligasi naik dan tingkat bunga obligasi turun.
3.      Pajak pendapatan
Pajak pendapatan dibebankan pada pendapatan kupon obligasi perusahaan, sebaliknya pajak pendapatan tidak dibebankan pada pada pendapatan kupon  obligasi pemerintah. Pembebanan pajak pendapatan pada obligasi perusahaan akan menurunkan pemerintahan akibatnya harga obligasi turun dan tingkat bunga obligasi naik. Pada saat yang sama, pemerintaan obligasi pemerintah naik, harga obligasi pemerintah naik, dan tingkat bunga obligasi turun
Misalkan, obligasi perusahaan mempunyai kupon 8 persen dan obligasi regional (monicipal bond atau regional bond) mempunyai kupon 6 %, dengan nilai nominal kedua obligasi masing masing Rp 100 juta. Jika tingkat pendapatan kupon sebesar 30 %  maka pendapatan obligasi perusahaan adalah 5,6 juta sedangkan pendapatan kupon obligasi regional adalah 6 juta. Jika permintaan obligasi regional naik, harga obligasi regional naik, dan tingkat bunga obligasi regional turun. Sebaliknya jika permintaan obligasi perusahaan turun, harga obligasi perusahaan turun, dan tingkat bunga obligasi perusahaan naik.[4]
E.     Setruktur Tingkat Bunga
Hasil satu kelompok obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda tetapi risiko sama disebut kurva hasil (yield curve), yaitu deskripsi struktur tingkat bunga untuk obligasi tertentu. Kurva hasil dapat diklasifikasikan sebagai kurva hasil naik, kurva hasil datar, dan kurva hasil turun (inverted yied curve). Jika kurva hasil naik maka tingkat bunga jangka panjang diatas tingkat bunga jangka pendek. Jika kurva hasil datar tingkat bunga jangka panjang sama dengan tingka bunga jangka pendek. Sebaliknya kurva hasil turun menjelaskan bahwa tingka bunga jangka pendek lebih tinggi dari tingkat bunga jangka panjang. Mengapa kurva hasil naik, datar dan turun ? ada beberapa jawaban untuk masalah ini, yaitu:
1.      Tingkat bunga obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda bergerak secara bersama sama pada waktu tertentu.
2.      Pada waktu tingkat bunga jangka pendek rendah kurva hasil cenderung naik, dan pada waktu tingkat bunga jangka pendek tinggi kurva hasil cenderung turun dan menjadi kurva hasil turun.
3.      Kurva hasil cenderung mempunyai kemiringan positif menurut imformasi beberapa laporan keuangan.
Hubungan antara tingkat bunga pada obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda direfleksikan oleh pola kurva hasil. Ada tiga teori yang menjelaskan refleksi pola kurva hasil, yaitu:
1.      Teory ekspektasi murni (pure exspectation theory)
Teory ini dari struktur tingkat bunga mengatakan bahwa tinkat bunga jangka panjang akan sama dengan rata-rata tingkat bunga jangka pendek. Asumsi dibalik teori ini adalah bahwa investor tidak suka memegang obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda, sehingga ia akan memegang obligasi dengan waktu jatuh tempo yang sama tetapi tingkat pengembaliannya (imbal hasil) lebih rendah. Dua atau lebih obligasi dengan karakteristik waktu jatuh tempo berbeda tetapi tingkat pengembaliaannya sama dengan obligasi susbtitusi sempurna.
2.      Teori segmentasi pasar (market segmentation theory)
Teori ini dari struktur tingkat bunga obligasi jatuh berbeda dapat dipisahkan atau segmentasikan secara sempurna. Tingkat bunga setiap obligasi ditentukan oleh permintaan dan penawaran obligasi itu sendiri dan tidak dipengaruhi oleh spektasi imbal dari hasil dari obligasi lainnya serta tidak ada substitusi. Artinya investor mempunyai refrensi atau pilihan tertentu terhadap suatu obligasi  karena ekspektasi imbal hasil obligasi itu sendiri. Seorang investor akan lebih suka terhadap obligasi dengan waktu jatuh tempo yang lebih singkat karena resiko tingkat bunga akan lebih rendah.
3.      Teori premi likuiditas (liquidity premium theory)
Teori ini merupakan kombinasi dari teori ekspektasi murni dan teori segmentasi pasar, tingkat bunga jangka panjang akan sama sengan tinkat bunga obligasi jangka pendek ditambah premi liquiditas yang peka terhadapt penawaran dan permintaan obligasi. Asumsi pokok dari teori adalah bahwa obligasi dengan jatuh tempo berbeda dapat disubstitusikan secara sempurna. Artinya, ekspektasi imbal hasil dari suatu obligasi dipengaruhi ekspektasi imbal hasil obligasi lainnya.
F.       Faktor Fakor Yang Mempengaruhi Suku Bunga
Faktor –faktor yang mempengaruhi besar kecilnya  penetapan suku bunga (pinjaman dan simapanan) adalah sebagai berikut.
1.      Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara pemohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkat kan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara atomatis akan meninkat pula  bunga pinjaman.
2.      Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memerhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16%, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun sebliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawa bunga pesaing.
3.      Kebijakan pemerintah
Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4.      Harga laba yang di inginkan
Sesuai dengan target yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar, maka bunga ikut besar dan sebaliknya.
5.      Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besar kemungkinan resiko dimasa akan datang.
6.      Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.
7.      Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungknan risik macet  kredit dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya.
8.      Produk yang kompetitif
Produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran.
9.      Hubungan baik.
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan keaktifan dan loyaritas nasabah yang bersangkutan dengan pihak bank. Nasabah utama biasanya mempunya hubungan yang baik denga pihak bank sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
10.  Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit.biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar , nama baik maupun loyaritasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankanpun berbeda.[5]
G.     Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :
a.       Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b.      Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c.        pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.[6]





[3] Jonni Manurung, Adler Haymans Manurung, Ekonomi Keuangan Dan Kebijakan Moniter, (Jakarta : Salemba Empat) Hlm.19-21.
[4] Ibid. 35-37.
[5] Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,(Jakarta :Rajawali Press), Hlm 123-124.