Umpanbalik
Emosi
Setiap perasaan adalah
tanda, yang menyatakan bahwa ada hal perting yeng perlu diperhatikan untuk
menpererat suara hubungan untuk melakukan perubahan dan menciptakan sesuatu
yang baru. Emosi adalah alarm agar kita mengarahkan perhatian. Perasaan adalah
berfungsi sebagai penggerak yang membuat anda mempertanyakan sesuatu, memcari
imformasi, mempelajari, mengukur kemampuan anda.
Marah pada dasarnya
sama dengan bahan bakar. Bila marah timbul, kita akan terdorong untuk berbuat
sesuatu, berbicara untuk melakukan suatu pembelaan, lari, melawan, atau
menyelesaikan masalah. Kita melakukan segala sesuatu, kecuali menghargai dan
mendengarkan perasaan kita. Marah adalah suara dari dalam yang berteriak,
berseru, memohon, memaksa, dan menuntut. Marah berfungsi sebagai peta yang
menunjukan batas-batas dan aspirasi-aspirasi kita. Marah adalah sesuatu yang
harus duhormati dan ditanggapi, bukan dikeluarkan begitu saja atau dikembangkan
untuk menjadikan suatu kebencian dan permusuhan.
Mengelolah
Impulsivitas Emosional
Kita semuanya dapat
merasakan impuls emosi, termasuk raasa tersinggung dan prustasi. Dalam banyak
situasi alarm ini bertindak sebagai isyaratintutif berharga. Ketika kita sedang
tegang dan letih, energi, emosi, dan dorongan impuls yang selanjutnya
mengelolah anda dengan mengalihkan perhatian ke hal yang produktif atau
konstruktif. Dalam hal ini lebih suka disebut mengelilah dibandingkan
mengendalikan. Karna apabila kita mengelolah impuls kita lebih memahami alasan
yang sesungguhnya yang bisa menyebabkan kita marah dan kesal. Dan kita ddapat
memahami petunjuk-petunjuk tingkat energy dan ketegangan kita, sehingga kita
dapat waspada dan lebih tangguh untuk meghadapi tangtangan dan kesulitan tampa
harus terhampas dan karam akibat badai impuls.
Mengelolah impuls
merupakan kecerdasan emosional, meskipun kita tidak sampai membakar diri ketika
sedang marah atau kessal. Impulsivitas dalam dunia kerja bisa merusak hubungan
dan keberhasilan kita. Dalam beberapa perusahaan yang pernah berkonsultasi
dengan para anggota yang berekskutif, manajemin dan kelompok kerja mengumumkan
pendapat masing-masing secara terbuka “Kebanyakan eksekutif dikenal mempunyai
kemampuan tersembunyi untuk memahami dan menangani emosi (Manfred F.R. Kets de
Vries, INSEAD, Prancis).
Jikan anda benar-benar
tidak sengaja kehilangan kendali Tanya aja kepada eksekutif. Jika suatu saat
anda menghadapi diskusi yang memanas, tanyakan: kebutuhan apa yang tampak nya
tidak terpenuhi pada saat ini ? nilai-nila apa yang sudah terancam disini ?
asumsi apa yang menyebabkan saya bereaksi disisni ? perasaan atau ingatan apa
yang teraktifkan pada saya dan mengapa ?
Bertanggung
Jawab Atas Emosi Anda
Perhatikan sekitar
anda: banyak orang menggunakan suasana hati sebagai alasan membenarkan
tindakan-tindakan seperti bersikap dingin, melancarkan kritik tajam, dan
kemarahan yang tidak jelas alasannya. Joshua Halberstam, kita sering
menggantungkan diri pada alasan-alasan untuk melindungi diri seperti :
1. Ya,
seharusnya saya tidak berkata begitu, tapi kamu kan tahu karena itu aku
cemburu.
2. Ya,
seharusnya saya tidak berkata begitu, tapi kamu udah kenal sifat ku, kan ?
3. Ya,
seharusnya saya menjawab, tapi aku takut ?
Emosi bukanlah
alasanuntuk membela diri. Anda memilih marah-marah tiap kali anda berbuat
demikian. Walaupun kita sulit untuk mengendalikan diri tapi kita haru berlatih
untuk belajar mengendalikan diri. Masalah seperti ini bertumpu pada kemampuan
menyalurkan impulsvitas ke sasaran-sasaran yang lebih berharga yang berdasarkan
pada prinsip pribadi. Sasaran tersebut antara lain adalah menjalin persahabat
dengan seseorang atau kelopok orang atau menolak dorongan sesaatuntuk menahan
sesuatu imformasi baru yang menyebabkan orang lain mengalami kerugian. Atau,
sesudah mengalami kerugian besar, kegagalan, anda mendorong untuk menbalas
dendam, hasrat untuk menhadapi peasaing-pesaing anda, akana tetapi bertanggung
jawab emosi anda dapat memilih membiarkan impuls-impuls ini berlalu menghadapi
mereka dengan empati kredibitas.
Berikut adalah sebuah
strategi tiga langkah untuk belajar mengelolah aenergi emosi :
1. Akui
dan Rasakan emosi yang anda alami jangan anda sengkal dan anda tekan.
2. Dengarkan
imformasi atau umpan balik dibalik emosi yang and alami, tanyakan kepada diri sendiri,
misalnya “prinsip, nilai, atau sasaran apa yang apa yang saya pertaruhkan
disini”?
3. Arahkan,
atau salurkan, energi emosi menjadi tanggapan atau reaksi yang tepat dan
konstruktif.
Memang benar bahwa
badai emosi kadang-kadang dapat membuat udara lebih segar, dan dapat menjadi
pemicu keberanian. Namun, agar api kemaran bisa mewujud seperti itu, kemarahan
itu harus dikenal dan diarahkan, inilah susah panyah diperjualkan washigton.
Kemarahan itu harus diarahkan. Perlu di pahami bahwa apa saja yang dapat
menghasilkan perasaan takut yang kuat dapat mematikan gagasan. Ini termasuk
takut menghadapi keritik, taku malu dan takut gagal, takut kepada atasan yang
pemarah dan takut malu atau gagal, takut kepada atasan yang pemarah, dan takut
dipecat, bila dibiarkan lama kelamaan ketakutan ini menggorogoti rasa percaya diri
dan megikis kesehatian, menciptakan iklim ketidak pastian, saling suriga, dan
sabotase. Washinton menyalin seperangkat kaidah : “aturan tentang prilaku yang
beradab dan sopan dalam pergaulan dan percakapan”.
Emosi
Adalah “Sistem Isyarat” Serta Sumber Imformasi Dan Energi
Salah satu pokok
pikiran yang perlu diperhatikan dalam kisah Washington Adalah marah sebentuk
energy , misalnya bukan apakah itu baik atau buruk. Cara-cara yang anda
menanggapi pesan inilah yang menentukan efek yang dihasilkan, “Emosi adalah
system isyarat’ yang berfungsi sebagai alarm imfomasi yang kita butuhkan dan
mengarahkan kita kejalan keluar, aksi atau perubahan pada saat
tertentu.temperamin Washington berlaku untuk dirinya sendiri, jika tidak
mengeduikan system isyarat ini kita bisa terjerumus ketindakan agresif,
mengucikan diri, dan prilaku-prilaku yang sulit diterima oleh orang lain.
System isyarat emosi dirancang orang dengan sebaik mungkin.
Kunci kecerdasan
emosional adalah mengenali datangnya emosi-emosi yang menghambat saat dini.
Bila kita terlambat gagal berbuat demikian kengerian akan terjebak kedalam
kebencian, misalnya, atau kengerian atau selalu marah-marah yang bisa dikaitkan
dengan rasa tersiksa kita sadar. Kita haruus menyediakan waktu berharga ,
energy, permusaratan perhatian. Kecerdasan emusional adalah bahwa emosi yang
menghambat sesungguhnya adalah alarm
pengingat.
Seyogyanyalah suara
hati bukan fikiran saja yang mendorong kita berbuat sebagai berikut :
·
Mendengarkan
·
Mencari imformasi yang jelas
·
Menilai
·
Tetap tegar dan terus maju
·
Belajar dan melakukan inovasi
·
Mengingat-ingat
·
Bersikap impati
·
Berubah dan memotivasi diri
EQ
Dalam Tindakan
Apabila kita behadapan
dengan sesuatu lingkungan yang menyesakkan dan lingkungan yang otak cenderung berbuat hal yang sama, tetap
lebih keras, yakni reaksi berbabi buta.
Ketika saya menerapkan latikan ini kepada
sejumlah ekskutif, beberapa komentar
yang mereka berikan sesudah mempraktekannya:
Saya menjdi lebih sigap dan waspada .
Saya menjadi lebih serius.
Saya menjadi lebih mengperhitugkan.
Saya harus mempraktekan semua nilai yang saya anut
Saya menjadi jarang membuat keputusan gagabah yang
berakhir dengan akibat buruk
Saya harus makin jujur secara emosi
Saya harus mengerahkan perhatian lebih banyak.
Saya tidak akan berbuat atau mengatakan sesuatu yang
menyakiti hati orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar