Minggu, 01 April 2012

Unpan balik Emosi


Umpanbalik Emosi
Setiap perasaan adalah tanda, yang menyatakan bahwa ada hal perting yeng perlu diperhatikan untuk menpererat suara hubungan untuk melakukan perubahan dan menciptakan sesuatu yang baru. Emosi adalah alarm agar kita mengarahkan perhatian. Perasaan adalah berfungsi sebagai penggerak yang membuat anda mempertanyakan sesuatu, memcari imformasi, mempelajari, mengukur kemampuan anda.
Marah pada dasarnya sama dengan bahan bakar. Bila marah timbul, kita akan terdorong untuk berbuat sesuatu, berbicara untuk melakukan suatu pembelaan, lari, melawan, atau menyelesaikan masalah. Kita melakukan segala sesuatu, kecuali menghargai dan mendengarkan perasaan kita. Marah adalah suara dari dalam yang berteriak, berseru, memohon, memaksa, dan menuntut. Marah berfungsi sebagai peta yang menunjukan batas-batas dan aspirasi-aspirasi kita. Marah adalah sesuatu yang harus duhormati dan ditanggapi, bukan dikeluarkan begitu saja atau dikembangkan untuk menjadikan suatu kebencian dan permusuhan.
Mengelolah Impulsivitas Emosional
Kita semuanya dapat merasakan impuls emosi, termasuk raasa tersinggung dan prustasi. Dalam banyak situasi alarm ini bertindak sebagai isyaratintutif berharga. Ketika kita sedang tegang dan letih, energi, emosi, dan dorongan impuls yang selanjutnya mengelolah anda dengan mengalihkan perhatian ke hal yang produktif atau konstruktif. Dalam hal ini lebih suka disebut mengelilah dibandingkan mengendalikan. Karna apabila kita mengelolah impuls kita lebih memahami alasan yang sesungguhnya yang bisa menyebabkan kita marah dan kesal. Dan kita ddapat memahami petunjuk-petunjuk tingkat energy dan ketegangan kita, sehingga kita dapat waspada dan lebih tangguh untuk meghadapi tangtangan dan kesulitan tampa harus terhampas dan karam akibat badai impuls.
Mengelolah impuls merupakan kecerdasan emosional, meskipun kita tidak sampai membakar diri ketika sedang marah atau kessal. Impulsivitas dalam dunia kerja bisa merusak hubungan dan keberhasilan kita. Dalam beberapa perusahaan yang pernah berkonsultasi dengan para anggota yang berekskutif, manajemin dan kelompok kerja mengumumkan pendapat masing-masing secara terbuka “Kebanyakan eksekutif dikenal mempunyai kemampuan tersembunyi untuk memahami dan menangani emosi (Manfred F.R. Kets de Vries, INSEAD, Prancis).
Jikan anda benar-benar tidak sengaja kehilangan kendali Tanya aja kepada eksekutif. Jika suatu saat anda menghadapi diskusi yang memanas, tanyakan: kebutuhan apa yang tampak nya tidak terpenuhi pada saat ini ? nilai-nila apa yang sudah terancam disini ? asumsi apa yang menyebabkan saya bereaksi disisni ? perasaan atau ingatan apa yang teraktifkan pada saya dan mengapa ?

Bertanggung Jawab Atas Emosi Anda
Perhatikan sekitar anda: banyak orang menggunakan suasana hati sebagai alasan membenarkan tindakan-tindakan seperti bersikap dingin, melancarkan kritik tajam, dan kemarahan yang tidak jelas alasannya. Joshua Halberstam, kita sering menggantungkan diri pada alasan-alasan untuk melindungi diri seperti :
1.      Ya, seharusnya saya tidak berkata begitu, tapi kamu kan tahu karena itu aku cemburu.
2.      Ya, seharusnya saya tidak berkata begitu, tapi kamu udah kenal sifat ku, kan ?
3.      Ya, seharusnya saya menjawab, tapi aku takut ?
Emosi bukanlah alasanuntuk membela diri. Anda memilih marah-marah tiap kali anda berbuat demikian. Walaupun kita sulit untuk mengendalikan diri tapi kita haru berlatih untuk belajar mengendalikan diri. Masalah seperti ini bertumpu pada kemampuan menyalurkan impulsvitas ke sasaran-sasaran yang lebih berharga yang berdasarkan pada prinsip pribadi. Sasaran tersebut antara lain adalah menjalin persahabat dengan seseorang atau kelopok orang atau menolak dorongan sesaatuntuk menahan sesuatu imformasi baru yang menyebabkan orang lain mengalami kerugian. Atau, sesudah mengalami kerugian besar, kegagalan, anda mendorong untuk menbalas dendam, hasrat untuk menhadapi peasaing-pesaing anda, akana tetapi bertanggung jawab emosi anda dapat memilih membiarkan impuls-impuls ini berlalu menghadapi mereka dengan empati kredibitas.
Berikut adalah sebuah strategi tiga langkah untuk belajar mengelolah aenergi emosi :
1.      Akui dan Rasakan emosi yang anda alami jangan anda sengkal dan anda tekan.
2.      Dengarkan imformasi atau umpan balik dibalik emosi yang and alami, tanyakan kepada diri sendiri, misalnya “prinsip, nilai, atau sasaran apa yang apa yang saya pertaruhkan disini”?
3.      Arahkan, atau salurkan, energi emosi menjadi tanggapan atau reaksi yang tepat dan konstruktif.
Memang benar bahwa badai emosi kadang-kadang dapat membuat udara lebih segar, dan dapat menjadi pemicu keberanian. Namun, agar api kemaran bisa mewujud seperti itu, kemarahan itu harus dikenal dan diarahkan, inilah susah panyah diperjualkan washigton. Kemarahan itu harus diarahkan. Perlu di pahami bahwa apa saja yang dapat menghasilkan perasaan takut yang kuat dapat mematikan gagasan. Ini termasuk takut menghadapi keritik, taku malu dan takut gagal, takut kepada atasan yang pemarah dan takut malu atau gagal, takut kepada atasan yang pemarah, dan takut dipecat, bila dibiarkan lama kelamaan ketakutan ini menggorogoti rasa percaya diri dan megikis kesehatian, menciptakan iklim ketidak pastian, saling suriga, dan sabotase. Washinton menyalin seperangkat kaidah : “aturan tentang prilaku yang beradab dan sopan dalam pergaulan dan percakapan”.

Emosi Adalah “Sistem Isyarat” Serta Sumber Imformasi Dan Energi
Salah satu pokok pikiran yang perlu diperhatikan dalam kisah Washington Adalah marah sebentuk energy , misalnya bukan apakah itu baik atau buruk. Cara-cara yang anda menanggapi pesan inilah yang menentukan efek yang dihasilkan, “Emosi adalah system isyarat’ yang berfungsi sebagai alarm imfomasi yang kita butuhkan dan mengarahkan kita kejalan keluar, aksi atau perubahan pada saat tertentu.temperamin Washington berlaku untuk dirinya sendiri, jika tidak mengeduikan system isyarat ini kita bisa terjerumus ketindakan agresif, mengucikan diri, dan prilaku-prilaku yang sulit diterima oleh orang lain. System isyarat emosi dirancang orang dengan sebaik mungkin.
Kunci kecerdasan emosional adalah mengenali datangnya emosi-emosi yang menghambat saat dini. Bila kita terlambat gagal berbuat demikian kengerian akan terjebak kedalam kebencian, misalnya, atau kengerian atau selalu marah-marah yang bisa dikaitkan dengan rasa tersiksa kita sadar. Kita haruus menyediakan waktu berharga , energy, permusaratan perhatian. Kecerdasan emusional adalah bahwa emosi yang menghambat sesungguhnya adalah alarm  pengingat.
Seyogyanyalah suara hati bukan fikiran saja yang mendorong kita berbuat sebagai berikut :
·         Mendengarkan
·         Mencari imformasi yang jelas
·         Menilai
·         Tetap tegar dan terus maju
·         Belajar dan melakukan inovasi
·         Mengingat-ingat
·         Bersikap impati
·         Berubah dan memotivasi diri
EQ Dalam Tindakan
Apabila kita behadapan dengan sesuatu lingkungan yang menyesakkan dan lingkungan yang  otak cenderung berbuat hal yang sama, tetap lebih keras, yakni reaksi berbabi buta.
Ketika saya menerapkan latikan ini kepada sejumlah  ekskutif, beberapa komentar yang mereka berikan sesudah mempraktekannya:
Saya menjdi lebih sigap dan waspada .
Saya menjadi lebih serius.
Saya menjadi lebih mengperhitugkan.
Saya harus mempraktekan semua nilai yang saya anut
Saya menjadi jarang membuat keputusan gagabah yang berakhir dengan akibat buruk
Saya harus makin jujur secara emosi
Saya harus mengerahkan perhatian lebih banyak.
Saya tidak akan berbuat atau mengatakan sesuatu yang menyakiti hati orang lain











Tidak ada komentar:

Posting Komentar