MAKALAH
“
Analisis
Laporan Keuangan, Efisiensi Produk Dan Kesehatan Bank Syari’ah
”
Di
ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Menejemin Keuangan Syar’ah ”
Dosen
pengampu ibu : Zulaikah, ME.I
Oleh:
HUSNA
Kelas
: A/PBS
SEKOLAH
TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (STAIN)
JURUSAN
SYAI’AH
PROGRAM STUDY PERBANKAN SYARI’AH
2011/2012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Alloh SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisisn
Laporan Keuangan, Efisiensi Dan Kesehatan Bank Syariah ’’ ini dalam rangka syarat dalam memenuhi tugas mata kulyah ”Manajemin Keuangan Syari’ah ’’
Selain sebagai memenuhi tugas pada mata
kulyaah Manajemin Keuangan Syariah , makalah ini disusun dalam rangka
meningkatkan ilmu pengetahuan mahasiswa STAIN PAMEKASAN, tentang penjelasan analisis
laporan keuangan dan produksi yang aefisien dan kesehatan bank syari’ah.
Akhirnya kami sebagai penulis berharap semuga makalah yang sangat sederhana ini
bermanfaat bagi kita semua, dalam rangka melaksanakan tugas.
Semuga Alloh meridhoi
kita Amin allohumma amin…………………………..
Pamekasan, 3 Desember 2011
penulis
kelompok 9
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………................................................................................................................
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………….
C. Tujuan
Permasalahan……………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis
Laporan Keuangan Bank Syari;Ah
B. Fungsi
laporan keuangan
C.
Sifat laporan keuangan
D.
Efisiensi produk bank syari’ah
E.
Penilaian kesehatan bank syari’ah
F. Hasil
Penilaian dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………
A . Kesimpulan…………………………………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKAAN……………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-sehari
bank syari’ah adalah lembaga intermediary keuangan diharapkan bank dapat
menampilkan dirinya secara baik dibandingkan dengan bank dengan system yang lain
(bank dengan basis bunga), gambaran baik dan buruk nya dapat dilihat dari
kinerja nya dan tergambar dalam laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan dapa
sector perbankan syari’ah adalah untuk menyediakan imformasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan aktivitasnya operasi
bank yang bermamfaat dalam pengambilan keputusan.
Sehubung dengan hal tersebut,
maka isi makalah ini diuraikan beberapa definisi dan asfek yang terkait dengan
masalah laporan keuanagan, efisiensi produksi dan kesehatan bank syari’ah.
B. Rumusan
Masalah
Untuk memfokuskan terhadap
pembahasan makalah ini, kami hanya dapat menulis beberapa hal penting yang
menjadi titik pemahaman dalam menjelaskan, diantaranya sebagai berikut:
1.
Bagaimana
cara menganalisis laporan keuangan bank syari’ah?
2.
Apa
fungsi analisis keuangan syari’ah ?
3.
Bagaimana
menilai bank syari’ah yang efisiensi ?
4.
Bagaimana
menilai kesehatan bank syari’ah ?
C. Tujuan
Permasahan
Adapun tujuan dari rumusan
masalah diatas adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui cara menganalisis
laporan keuangan bank syari’ah
2. Agar mengetahui fungsi menganalisi keuangan
syari’ah
3. Agar mengetahui menilai keuangan bank
syari’ah
4. Agar mengetahui cara menilai kesehatan bank
syari’ah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis
Laporan Keuangan Bank Syari’ah
Gambaran kinerja suatu bank pada umum nya dan bank syari’ah pada
khususnya, biasanya bercermin pada laporan keuangan. Laporan keuangan untuk
menyediakan imformasi yang mengangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan aktivitas operasi bank yang bermamfaat dalam pengambilan
keputusan. Suatu laporan keuangan bermanfaat
apabila imformasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami,
releven, andal dan dapat diperbandingkan. Meskipun demikian perlu disadari pula
bahwa laporan tidak menyediakan semua imformasi yang dibutuhkan untuk suatu
kepentingan dengan bank secara umum, laporan keuangan hanya menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan imformasi non keunangan. Namun, dalam dalam beberapa hal bank perlu
menyediakan imformasi yang mempunyai pengaruh keuangan masa depan.
B. Fungsi
Laporan Keuangan
Sebagai
imformasi keuangan yang dibutuhkan manusia, laporan keuangan mempunyai fungsi
1.
Imformasi
dalam mengambil putusan investasi dan
pembiayaan laporan keuangan bertujuan menyediakan imformasi yang bermamfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan yang regional.
Imformasi ini harus dipahami oleh pelaku bisnis dan ekonomi, pihak-pihak yang
berkepentingan antara lain:
a.
Sahibul maal/pemilk dana
b.
Kreditur
c.
Pembayar zakat, imfak dan sadaqoh
d.
Pemegang
saham
e.
Otoritas
pengawasan
f.
Bank
Indonesia
g.
Pemerintah
h.
Lembaga
penjamin simpanan
i.
Masyarakat
2.
Imformasi
dalam menilai prospek arus kas
Pelaporan keuangan
bertujuan untuk memberikan imformasi yang dapat mendukung investor /pemilik dana, kreditur dan pihak-pihak lain dalam
mempearkirakan jumlah, saat, dan ketidakpastian dalam menerima kas dimasa depan
atas deviden, bagi hasil, dan hasil
dari penjualan, pelunasan (redemption),
dan jatuh tempo dari surat berharga atau penjamin.
3.
Imformasi
atas sumber ekonomi
Laporan keuangan
bertujuan memberikan imformasi tentang sumber daya ekonomis bank (economic resources), kewajiban saham
untuk mengalihkan sumber daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham,
serta kemungkinan terjadinya transaksi, dan peristiwa yang dapat mempengaruhi
perubahan sumber daya tersebut.
4.
Imformasi
mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syari’ah, serta mengenai pendapatan
dan penengeluaran yang tidak sesuai dengan prinsip syari’ah dan bagaimana
paendapat tersebut diperoleh serta
penggunaanya.
5.
Imformasi
untuk menbantu pihak terkait didalam menentukan zakat bank atau pihak lainnya.
6.
Imformasi untuk menbantu mengevaluasi pemenuhan bank
terhadap tanggung jawab amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang rasional, serta imformasi mengenai tingkat keuntungan
investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik rekening investasi.
7.
Imformasi
mengenai pemenuhan fungsi social bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran
zakat.
Ketentuan
Sehubungan Dengan Laporan Keuangan
1.
Komponen-Komponen
Keuangan
Laporan keuangan yang
lengkap terdiri dari komponen-komponen : neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan investasi tidak bebas penggunan, laporan sumber dan
penggunaan zakat dan dana kebijakan, laporan sumber dan penggunaan qord, dan
catatan atas laporan keuangan.
2.
Bahasa
Laporan Keuangan
Laporan keuangan
harus disusun dengan bahasa Indonesia, bila laporan disusun dengan selain
bahasa Indonesia, maka laporan keuangan tersebut harus memuat imformasi yang
sama dalam waktu yang sama. Dalam hal ini terjadi inkonsistensi dalam penyajian
laporan , maka yang dipergunakan sebagai rujukan adalah dalam bahasa Indonesia.
3.
Mata
Uang Laporan
Mata uang pelaporan
harus mata uang rupiah. Apabila transaksi menggunakan mata uang selain rupiah,
maka harus dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah
yang ditetapkan oleh bank Indonesia yang
berlaku pada tanggal laporan.
4.
Periode
Laporan
Laporan keuangan
wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwim, dalam hal bank baru
terdiri, merger atau akusisi atau konsolidasi, laporan keuangan dalam digunakan
dalam periode yang lebih pendek dari satu tahun takwin. Selain itu untuk
kepentingan pihak lainnya, bank dapat membuat dua laporan yaitu dalam tahun
takwim dan periode efektif . untuk periode tersebut wajib disebutkan:
a.
Alasan
penggunaan periode pelaporan selain periode satu tahunan
b.
Fakta
bahwa jumlah komperatif dalam laporan laba rugi, laporan laba ekuitas, laporan
arus kas laporan investasi tidak bebas penggunaan, laporan sumber dan
penggunaan zakat dan dana kebajikan, laporan sumber dan penggunaan dan qard dan catatan atas
laporan keuangan tidak dapat dibandingkan.
5.
Imformasi
Komparatif
a.
Laporan
keuangan tahunan harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama
pada tahun sebelumnya.
b.
Imformasi
komfaratif yang bersifat naratif dan deskriptif dan laporan keuangan periode
sebelmnya wajib diungkapkan kembali apabila releven untuk pemahaman laporan
keuangan periode berjalan.
c.
Dalam
rangka penawaran umum (IPO) Imformasi komparatif yang disajikan harus
sesuai dengan ketentuan pasar modal.
C. Sifat
Laporan Keuangan
Laporan keuangan bersifat
historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya,
laporan keuangan tidak dapat dianggap
sebagai satu-satunya sumber imformasi dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
1.
Laporan
kuangan bersifat historis, yaitu laporan keuangan yang sudah lewat, karenanya
laporan keuangan tidak bias dikatakan sebagai satu-satunya sumber imformasi
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2.
Laporan
keuangan bersifat keuangan, dan bukan dimaksudkan memenuhi kebutuhan pihak
tertentu.
3.
Laporan
keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian, bila terdapat
beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai peenilaian suatu pos,
maka lazimnya dipilih anternatif yang
menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang palin kecil.
4.
Laporan
keuangan lbih menekankan pada makna ekonomis suatu pristiwa /transaksi dari
pada bentuk hukumnya formalitas.
5.
Laporan-laporan
keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan
diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari imformasi yang
dilaporkan.
6.
Proses
penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimabangan.
7.
Akuntansi
hanya melaporkan imformasi yang material.
8.
Adanya
berbagai anternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi
dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesusesan antar perusahaan.
Rasio –Rasio
Keuangan Bank Syari’ah Di Indonesia
Hingga
saat ini analisis rasio keuangan bank syari’ah masih menggunakan aturan yang
berlaku dibank konvensional, jenis analisi keuangan dapat dilakukan melalui dua
cara yaitu:
1.
Perbandingan
internal adalah analisis dengan membandingkan rasio sekarang dengan yang lalu
dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama.
2.
Perbandingan
eksternal adalah analisis dilakukan dengan membandingkan rasio perusahaan
dengan perusahaan lain yang sejenis
dengan rata-rata industry pada suatu titik yang sama.
D. Efisiensi
Produk Bank Syari’ah
Efisiensi adalah kata yang
menunjukan keberhasilan seseorang atau organisasi yang dijalankan yang diukur
dari segi besarnya sumber yang digunakan untuk mencapai hasil kegiatan yang
digunakan . ada dua konsep besar yang perlu dijelaskan disini, yaitu efisiensi
dan produktivitas. Dua hal ini mempunyai arti yang berbeda, namun dua konsep
ini suatu ketika saling berhubungan dan mempengaruhi. Sebagian fakar mengatakan
efesiensi tidak sama dengan produktivitas , sebab efesiensi lebih beorentasi
pada masukan dan keluaran, sedangkan produktivitas sangat memperhatikan masukan
dan keluaran. Sebagian fakar mengatakan bahwa perhitungan efisiensi sama dengan
produktivitas sebab dari produktivitas produksi. Semakin besar rasio
produktivitas suatu produksi, semakin tinggi tingkat produktivitasnya dan
semakin tinggi pula efisiensinya.
Oleh
karena itu, suatu system produksi dapat dikatakan efisiensi jika memenuhi dua
criteria berikut:
1)
Minimalisi
biaya untuk menghasilkan jumlah output/keluaran yang sama, dan
2)
Memaksimalkan
produksi dengan jumlah biaya yang sama.
Efisiensi produksi
tidak hanya dapat dilakukan dengan melakukan control pada input, dengan
melakukan minimalisasi biaya-biaya imput saja, namun dapat juga dilakukan
dengan memperhatikan produktivitas output secara maksimal.
Efisiensi Produksi
Bank Syari’ah Dalam Studi Empirik
Studi
tentang perbandingan efisiensi produksi dibank syari’ah dengan bank
konvensional telah cukup banyak dilakukan dengan hasil sangat bervariasi.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukannya adalah : bahwa bank prinsip bagi
hasil merupakan bank lebih dibandingkan dengan bank konvensional, hal ini
terjadi karena system bunga mendorong bank menyalurkan kreditnya untuk
mengutamakan kemampuan kredit dari peminjam yang mengambill kredit dibank,
sedangkan prospek prroduktivitasnya usaha dari perusahaan kurang di perhatikan.
Dengan demikian kredit yang disalurkan oleh bank konversional serin “salah
alamat” pada usaha-usaha yang produktif.
Lain halnya pada bank
bagi hasil, bank akan menyalurkan pembiayaan sangat memperhatikan dengan
menjaga prospek profitabilitas perusahaan yang akan menerima pembiayaan, sejak
dari pembiayaan akan disalurkan sampai pada pengembalian pinjaman.
E. Penilaian
Kesehatan Bank Syari’ah
Bahwa sanya kesehatan bank adalah
kepentingan semua pihak, yaitu pemilik pengelolah bank dan masyarakat pengguna
jasa bank. Sehubung dengan itu bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas
perbankan menetapkan tatacara penilaian kenirja bank umum syariah (sementara
menunggu KPMM dan ATMR khusus bank syari’ah yang saat ini masih dalam proses .
Dasar
dan Sistem Penilaian Kesehatan Bank Syari’ah
Tingkat
kesehatan bank dinilai dengan kualitatif dengan mengadakan penilaian atas
factor-faktor permodalan (capital), kualitas aktiva produktf, manajemin,
rentabilitas (earning), dan likuiditas. Untuk lebih jelas nya lihat tabel
dibawah ini.
No
|
Factor yg di
nilai
|
Komponen
|
Bobot
|
1
|
Permodalan
|
Rasio modal
terhadap ATMR-Aktiva tertim bank menurut resiko.
|
25%
|
2
|
Kualitas aktiva
produktif
|
a. Aktifa produktif
diklasifikasikan ( APD) terhadap aktiva produktiv (AD)
b. Rasio penyisian penghapusan
aktiva produktif yang di bentuk oleh bank (PPAYD) terhadap penyisihan yang
wajib di bentuk oleh bank (PPAWD)
|
30%
25%
5%
|
3
|
Manajemin
|
a. Manajemin umum
b. Manajemin resiko
|
25%
10%
15%
|
4
|
Rentabilitas
|
a. Rasio usaha rata-rata terhadap
volume usaha
b. Rasio biaya operasional
terhadap penda-penda operasional
|
10%
5%
|
5
|
Likuiditas
|
a. Rasio kewajiban bersih antar
bank terhadap modal inti
b. Ratio kredit terhadap dana yang
diterima oleh bank dalam rupiah dan volume asing
|
10%
5%
5%
|
F.Faktor Pengurang Penilaian Kesehatan Bank
1.
Pelanggaran
ketentuan BMPK- Batas Maksimum Pemberian
Kredit
1)
Pelanggaran
dihitung berdasarkan jumlah komulatif pelanggaran BMPK kepaada kreditur
individual, kelompok dan pihak yang terkait dengan bank terhadap modal bank.
2)
Sanksi
pengurangan nilai kredit sebagai berikut:
a.
Untuk
setiap pelanggang BMPK- nilai kredit dikurangi 5
b.
Untuk
setiap 1% pelanggaran BMPK, nilai kredit dikurangi lagi 0,o5 dengan maksimal 10
2.
Pelanggaran
ketentuan PDN-Posisi Devisa Netto
a.
Pelanggaran
terhadap ketentuan PDN dihitung atas dasar jumlah kumulatif pelanggaran yang
terjadi dalam satu bulan yang dihitung atas dasar laporan mingguan yang memuat
rata-rata hari dalam seminggu, baik secara total maupun secara administrative.
b.
Sanksi
pengurangan nilai kredit untuk setiap 1% pelanggaran PDN nilai kredit dikurangi
0,05% dengan maksimal 5.
Hasil Penilaian Dan
Predikat Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan hasil
penilaian terhadap factor dan komponen permodalan, kualitas aktiva produktif,
manajemin, rentabilitas, maka akan diperoleh nilai kredit gabungan. Setelah
nilai keredit gabungan dikurangi dengan nilai kredit pengurang akibat
pelanggaran ketentuan bank, maka tingkat kesehatan bank dapat ditetapkan dalam
4 golongan predikat sebagai berikut.
a.
Nilai
kredit : 81 sampai dengan 100 dengan predikat SEHAT
b.
Nilai
kredit : 66 s/d kurang dari 81 dengan predikat CUKUP SEHAT
c.
Nilai
kredit : 51 s/d kurang dari 66 dengan predikat KURANG SEHAT
d.
Nilai
kredit : 0 s/d kurang dari 51 dengan predikat TIDAK SEHAT
BAB
III
PENUTUP
Sebagai akhir dari maka ini, maka
saya akan memberikan beberapa penutup dan kesimpulan dan saran :
A. Kesimpulan
Gambaran kinerja
suatu bank pada umum nya dan bank
syari’ah pada khususnya, biasanya bercermin pada laporan keuangan. Suatu
laporan keuangan bermanfaat apabila
imformasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami,
releven, andal dan dapat diperbandingkan. Namun, dalam dalam beberapa hal bank
perlu menyediakan imformasi yang mempunyai pengaruh keuangan masa depan.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen : neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan investasi tidak bebas penggunan, laporan sumber dan
penggunaan zakat dan dana kebijakan, laporan sumber dan penggunaan qord, dan
catatan atas laporan keuangan. Kesehatan bank adalah suatu kepentingan bersama
antara pemilik lembaga /bank dan orang-orang yang berkaitan.
B. Saran
Berdasarkan
latar belakang diatas, saran dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Hendaknya
Dosen dan mahasiswa dapam memahami makala yang sangat sederhana ini, dan bias
menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam berminat bekerja dibank, dan bermamfaat bagi
kita semuanya.
Daftar pustaka
Ø
Mulkani,
Perbedaan Efisiensi Produksi Bank Syari’ah dan Bank Konversional di Indonesia,
Sekripsi. Yogyakarta STISY,2003.
Ø
Karim,
Adimarwan, Islamic Microeconomics,
Jakarta institute, 2001
Ø
Tim
Pengembangan Perbankan Syari’ah institute Bank Indonesi, KONSEP, PRODUK DAN IMPLEMENTASI OPERASIONAL BANK SYARI’AH, Jakarta,
Anggota IKAPI 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar