Sabtu, 31 Maret 2012

Dampak BBM Naik Di Indonesia


Add caption
DAMPAK BBM NAIK DI INDONESIA
Saat ini adalah hari-hari ku yang Selalu digembar-gembori masalah BBM yang telah menajdi topic utama dalam semua media public. Aspirasi rakyat, mahasiswa, tentanng penolakan terhadap naiknya BBM yang telah diekspresikan dalam benbagai bentuk, baik demonstrasi, aksi, sminar, tulisan, dll. seakan-akan pemerintah tidak mempedulikan hal itu.. semuga aja hati pemerintah terbuka dengan hal ini. itulah harapan ku satu-satunya. karna dengan naik’nya BBM ini akan mengancam jutaan rakyat dari terutama masyarakat miskin. 

Terbukti Kenaikan BBM ini sangat merugikan masyarakat miskin, dari Hasil sulvey Ekonomi Naional (SUSENAS 2010) Menunjukan bahwa pengguna BBM 65% adalah rakyat kelas bawah yang meskin, 27% kelas menengah rakyat meskin, 6% kelas atas rakyat miskin, dan 2% orang kaya. Hal ini menunjukan bahwa kenaikan BBM akan makin memberatkan, menyusahkan, dan menyengsarakan rakyat kecil.

Tengtang penolakan BBM ini, jumlah aspirasi rakyat dalam hasil survey yang dilakukan oleh lingkaran survey Indonesia (LSI, 11/3/2012) Menunjukan bahwa 89,20% masyarakat menolak tentang kenaikan BBM, dan 77,91% masyarakat kota menolak tentang kenaikan BBM, jadi  rata-rata rakyat indonesia menolak naiknya BBM Adalah 86%. Artinya mayoritas rakyat Indonesia menolak naiknya BBM.

ANALISIS MASALAH NAIKNYA BBM
Saya akam mencoba menganalisis tentang Gambaran penerimaan migas diindonesi yang telah saya ketahui melalui media-media berita yang lainnya, dari imfo yang saya ketahui APBN 2012 Tercamtum pendapatan minyak bumi sebesar Rp 113,68 triliun, pendapatan gas alam Rp 45,79 triliun, pendapatan menyak mentah (DMO-Domestic Market Obligation) Rp 10,72 triliun dan PPh megas sebesar Rp 60,9 triliun. Totalnya mencapai Rp 231,09 triliun. Jika harga minyak naik, maka jumlah pemasukan dari megas itu dipastikan juga naik. Gambarannya, dalam RAPBN-P 2012 Pemasukan dari mega situ mencapai Rp 270 triliun,. Artinya ada kenaikan pemasukan migas sekitar Rp 40 triliun. (semua angka ini menurut pemerintah itu sendiri).

Yang jadi permasalahan saat ini, yang selalu dibesar-besarkan masalah harga BBM, kalau harga BBM naik, maka beban subsidi membengkak. Pertanyaannya, Berapa sich ?????.  menurut pemerintah dengan asumsi yang dipakai di APBN-P, Kalau harga BBM tidak dinaikkan, subsidi BBM akan membengkak dari RP 123 tliliun menjadi Rp 170 triliun. Artinya naik Rp 46 triliun. Jika dari hitungan berdasarkan angka pemerintah itu sendiri didapatkan kenaikan pemasukan RP 4O triliun, artinya hanya kurang RP 6 triliun. Kalau dicermati kembali kekurangan sebesar itu bisa dengan mudah ditutup, misalnya dari anggaran kunjungan di APBN 2012 yang nilainya sekitar Rp 21 triliun.





By: husna alfiani
 Pamekasan 30 maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar