Saat ini adalah hari-hari ku
yang Selalu digembar-gembori masalah BBM yang telah menajdi topic utama dalam
semua media public. Aspirasi rakyat, mahasiswa, tentanng penolakan terhadap
naiknya BBM yang telah diekspresikan dalam benbagai bentuk, baik demonstrasi,
aksi, sminar, tulisan, dll. seakan-akan pemerintah tidak mempedulikan hal itu..
semuga aja hati pemerintah terbuka dengan hal ini. itulah harapan ku
satu-satunya. karna dengan naik’nya BBM ini akan mengancam jutaan rakyat dari
terutama masyarakat miskin.
Terbukti Kenaikan BBM ini sangat
merugikan masyarakat miskin, dari Hasil sulvey Ekonomi Naional (SUSENAS 2010) Menunjukan bahwa pengguna
BBM 65% adalah rakyat kelas bawah
yang meskin, 27% kelas menengah
rakyat meskin, 6% kelas atas rakyat
miskin, dan 2% orang kaya. Hal ini
menunjukan bahwa kenaikan BBM akan makin memberatkan, menyusahkan, dan
menyengsarakan rakyat kecil.
Tengtang penolakan BBM ini,
jumlah aspirasi rakyat dalam hasil survey yang dilakukan oleh lingkaran survey
Indonesia (LSI, 11/3/2012)
Menunjukan bahwa 89,20% masyarakat
menolak tentang kenaikan BBM, dan 77,91%
masyarakat kota menolak tentang kenaikan BBM, jadi rata-rata rakyat indonesia menolak naiknya
BBM Adalah 86%. Artinya mayoritas
rakyat Indonesia menolak naiknya BBM.
ANALISIS
MASALAH NAIKNYA BBM
Saya akam mencoba
menganalisis tentang Gambaran penerimaan migas diindonesi yang telah saya
ketahui melalui media-media berita yang lainnya, dari imfo yang saya ketahui APBN 2012 Tercamtum pendapatan minyak bumi
sebesar Rp 113,68 triliun,
pendapatan gas alam Rp 45,79
triliun, pendapatan menyak mentah (DMO-Domestic Market Obligation) Rp 10,72 triliun dan PPh megas sebesar Rp 60,9 triliun. Totalnya mencapai Rp 231,09 triliun. Jika harga minyak
naik, maka jumlah pemasukan dari megas itu dipastikan juga naik. Gambarannya,
dalam RAPBN-P 2012 Pemasukan dari
mega situ mencapai Rp 270 triliun,.
Artinya ada kenaikan pemasukan migas sekitar Rp 40 triliun. (semua angka ini menurut pemerintah itu sendiri).
Yang jadi permasalahan saat
ini, yang selalu dibesar-besarkan masalah harga BBM, kalau harga BBM naik, maka
beban subsidi membengkak. Pertanyaannya, Berapa sich ?????. menurut pemerintah dengan asumsi yang dipakai
di APBN-P, Kalau harga BBM tidak
dinaikkan, subsidi BBM akan membengkak dari RP 123 tliliun menjadi Rp 170
triliun. Artinya naik Rp 46 triliun.
Jika dari hitungan berdasarkan angka pemerintah itu sendiri didapatkan kenaikan
pemasukan RP 4O triliun, artinya
hanya kurang RP 6 triliun. Kalau
dicermati kembali kekurangan sebesar itu bisa dengan mudah ditutup, misalnya
dari anggaran kunjungan di APBN 2012
yang nilainya sekitar Rp 21 triliun.
By:
husna alfiani
Pamekasan 30 maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar